Membandingkan perkembangan organisasi saat ini dengan sejarah organisasi yang dulu (BCA)
Membandingkan perkembangan organisasi saat ini dengan sejarah organisasi yang dulu (BCA)
Efisiensi, efektifitas, dan
kualitas penerapan Tata Kelola Perusahaan di BCA merupakan kunci dari
keberhasilan perusahaan dalam menopang perusahaan dan mencapai
targetnya. BCA secara konsisten menyempurnakan berbagai proses dan
infrastruktur serta merampingkan berbagai sistem dan prosedur untuk
mendukung efisiensi, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian
dan sesuai peraturan yang berlaku di industri perbankan. Banyak
efisiensi yang dilakukan oleh bank BCA baik dari segi gedung, produknya
maupun SDM-nya. Berikut ini saya akan jabarkan aspek-aspek efisiensi
yang berhasil diterapkan di bank BCA yang saya telah amati.
BCA telah melakukan otomatisasi beberapa
system di cabang-cabang, diantaranya adalah penggunaan mesin-mesin
untuk membantu meningkatkan produktivitas dan akurasi layanan teller,
seperti teller-assisted machine. Otomatisasi juga mulai diterapkan dalam
validasi data nasabah, terutama pada saat proses pembukaan rekening
baru, dengan memanfaatkan akses pada data kependudukan Pemerintah yang
berbasis elektronik. Berbagai langkah otomatisasi dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para nasabah BCA sekaligus meningkatkan produktivitas karyawan di kantor
cabang.
Di tengah berbagai tantangan eksternal
dan meningkatnya kompleksitas bisnis perbankan, BCA percaya bahwa
penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan fondasi bagi
terbentuknya infrastruktur perbankan dan budaya perusahaan yang kokoh.
Hal tersebut akan berkontribusi terhadap kelangsungan kinerja usaha
sekaligus kinerja usaha sekaligus membantu dalam meminimalisasi
risiko-risiko yang dihadapi.
Gambar cabang BCA. Sumber : http://www.kabarsatu.co/
Langkah-langkah yang diambil untuk
meningkatkan kualitas penerapan Tata Kelola Perusahaan akan memperkuat
BCA secara kelembagaan, menjadikan BCA lebih mudah untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan usaha yang semakin kompetitif dan
pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
BCA telah menerima berbagai penghargaan atas Tata Kelola Perusahaan
yang Baik selama beberapa tahun terakhir, yang merupakan bukti bahwa
publik mengakui prestasi dan upaya BCA untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
| |||
Efisiensi di PT. Bank Central Asia | |||
1. Pengertian Efisiensi | |||
Efisiensi menurut para ahli : | |||
Pengertian efisiensi itu sendiri telah
didefinisikan oleh banyak pakar ekonomi dan manajemen, diantara adalah
pengertian Efisiensi menurut Malayu S.P Hasibuan yaitu : “Perbandingan
terbaik antara input (masukan ) dan output (hasil), antara keuntungan
dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan),
seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber
yang terbatas”. (1994 ; 07)
Menurut Dearden yang di terjemahkan
oleh agus Maulana dalam bukunya yang berjudul “Sistem Pengendalian
Manajemen”,pengertian efisiensi adalah sebagai berikut : “Efisiensi
diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang
harus dicapai oleh perusahaan”. (Agus Maulana, 1997:46)
Dalam kamus besar pengertian efisiensi
adalah: “ Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan
tidak membuang-buang waktu,tenaga dan biaya)”. (1995 : 250)
| |||
2. Syarat-syarat Efisiensi yang Sudah Terpenuhi di Bank BCA | |||
Segala bentuk keputusan dan kinerja akan
diperhitungkan dan dinilai kembali dalam GCG atau Good Coorporate
Governance yang dilakukan setiap tahunnya. BCA telah memenuhi
syarat-syarat efektif di perusahaanya dengan memenuhi point-point
sebagai berikut :
| |||
2.1 Berhasil guna (efektif) | |||
Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti target tercapai sesuai waktu yang ditetapkan tanpa mengabaikan kualitas.
Ini dapat kita tinjau dari pencapaian
tahun 2014. Meskipun sedikit lebih rendah dari yang diharapkan
sebelumnya, BCA mencatat pertumbuhan kredit yang positif sebesar 11,0%
pada tahun 2014. Sepanjang tahun, BCA memusatkan perhatian terhadap
penyaluran kredit kepada nasabah berkualitas dengan kemampuan yang telah
teruji dalam bertahan menghadapi kondisi politik dan ekonomi yang
berfluktuasi. Secara keseluruhan, segmen kredit korporasi dan komersial
merupakan penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan kredit BCA pada tahun
2014. Pertumbuhan kredit tersebut dicapai dengan terjaganya kualitas
aset secara keseluruhan dimana rasio NPL tercatat 0,6%. Rasio NPL BCA
berada pada posisi yang lebih baik dibandingkan dengan sektor perbankan
sebesar 2,2%. (Annual Report BCA : 40)
Hal ini yang menjadi keyakinan saya
bahwa BCA benar-benar menjalankan prosedur GCG sehingga berhasil
mencapai target walaupun kondisi keuangan sedang tidak stabil.
| |||
2.2 Ekonomis | |||
Untuk meminimalkan biaya operasional di
kantor cabang, BCA terus berupaya mendorong penggunaan jaringan
elektronik sebagai sarana transaksi dan berbagai layanan perbankan bagi
nasabah. Sehingga beban operasional dalam perusahaan akan berkurang dan
BCA telah melakukan hal ini.
| |||
2.3 Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan | |||
Komite Audit BCA dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu Dewan
Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi pengawasan (oversight) atas hal-hal yang terkait dengan laporan
keuangan, system pengendalian internal, pelaksanaan fungsi audit
internal dan eksternal, implementasi Good Corporate Governance (GCG)
serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal diatas dilakukan untuk membuktikan
bahwa dalam pelaksanaan kerja benar-benar di buat se objektif mungkin,
mencerminkan fakta sesusungguhnya, dengan membuat report-report sebagai
bukti pengeluaran pengeluaran yang telah dilakukan.
| |||
2.4 Pembagian kerja yang nyata | |||
Dalam pembagian kerja harus didasarkan
pada kemampuan masing-masing individu yaitu benar-benar berdasarkan
beban kerja, ukuran kemampuan kerja dan waktu yang tersedia. Dalam
melaksanakan fungsi tersebut, Direksi BCA BCA teah memiliki tugas dan
tanggung jawab yang jelas diantaranya yaitu menetapkan kualifikasi SDM
serta struktur organisasi yang jelas menyangkut batasan wewenang, tugas
dan tanggung jawab serta fungsi pada aktivitas yang memiliki risiko
serta prosedur kaji ulangnya
| |||
2.5 Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab | |||
Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab
dari Bank BCa terdiri atas dewan komisaris dan Direksi yang sama-sama
melakukan pengawasan dan tanggung jawab pada pelaksanaan kinerja
perusahaan. Wewenang dan tanggung jawab mereka bersumber pada pedoman
penerapan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No.
11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 (Annual Report BCA 2014 : 73)
| |||
2.6 Prosedur kerja yang praktis | |||
Untuk mengelola O & M dalam
perusahaan. BCA menerapkan GCG yang baik di dalam perusahaan. Di tengah
meningkatnya tantangan yang dihadapi oleh sektor perbankan Indonesia,
penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik, (Good Corporate
Governance – GCG) secara konsisten merupakan factor penting dalam
memelihara kepercayaan nasabah, pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Penerapan prinsip-prinsip GCG di seluruh jenjang organisasi
mendukung upaya BCA dalam mempertahankan reputasi sekaligus memastikan
teracapinya kinerja usaha yang sehat.
| |||
2.3.3 Proses Efisiensi | |||
BCA secara konsisten menyempurnakan
berbagai proses dan infrastruktur serta merampingkan berbagai sistem dan
prosedur untuk mendukung efisiensi, dengan tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian dan sesuai peraturan yang berlaku di industri perbankan.
BCA telah melakukan otomatisasi beberapa system di cabang-cabang,
diantaranya adalah penggunaan mesin-mesin untuk membantu meningkatkan
produktivitas dan akurasi layanan teller, seperti teller-assisted machine.
Otomatisasi juga mulai diterapkan dalam
validasi data nasabah, terutama pada saat proses pembukaan rekening
baru, dengan memanfaatkan akses pada data kependudukan Pemerintah yang
berbasis elektronik. Berbagai langkah otomatisasi dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para nasabah BCA sekaligus meningkatkan produktivitas karyawan di kantor
cabang.
| |||
2.3.4 Infrastruktur Teknologi Informasi yang kuat | |||
BCA mengintegrasikan protocol komunikasi dan sistem dengan backup redundansi melalui dua data center yang saling melengkapi di Jakarta. BCA juga mengoperasikan disaster recovery center di Surabaya untuk meminimalkan risiko kegagalan sistem.
Infrastruktur teknologi informasi yang
andal merupakan prasyarat utama dalam mendukung pesatnya peningkatan
volume transaksi nasabah. Pada tahun 2014, BCA meremajakan perangkat
keras core network, server dan perangkat lain yang telah mencapai akhir masa manfaatnya.
Peremajaan juga dilakukan terhadap sistem operasi mainframe, database
dan server lainnya yang tidak lagi didukung oleh para vendor. Kapasitas
jaringan dan perangkat keras yang mendukung proses sistem perbankan
inti, ditingkatkan dalam mendukung pengembangan bisnis yang
berkelanjutan.
Redundansi jaringan diharapkan dapat memitigasi kegagalan sistem dan
memungkinkan pemulihan jaringan secara otomatis atas suatu kerusakan
peralatan tanpa menyebabkan gangguan sistem atau kehilangan data.
Sebagai bagian dari kebijakan
redundansi, BCA mengelola dua data center di Jakarta. Setiap data center
mampu menangani seluruh volume transaksi nasabah secara mandiri. Dua
data center ini dirancang untuk mengelola redundansi data yang bertujuan
mempertahankan kelangsungan bisnis bila terjadi kegagalan sistem di
salah satu lokasi.
| |||
3. Ruang lingkup O & M di BCA | |||
3.1 Anailisis organisasi | |||
Sumber : Annual Report Bank BCA 2014
BCA fokus pada pengembangan
infrastruktur dan penyempurnaan struktur organisasi unit-unit kerja di
bawah Grup Perbankan Individu. Di tahun 2014, BCA melakukan reorganisasi
unit kerja di Divisi Perbankan Individu untuk memfasilitasi peningkatan
kerja sama antar unit kerja pada divisi tersebut. BCA Prioritas dan BCA
Solitaire melakukan penyelarasan struktur organisasi dalam hal
integrasi bisnis dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia guna
memberikan layanan yang lebih optimal kepada nasabah.
| |||
3.2 Komunikasi dalam organisasi | |||
Komunikasi internal memiliki peran
sentral dalam membangun karakter dan budaya perusahaan serta soliditas
tim kerja. Komunikasi internal yang lancar, intensif dan efektif dalam
menyebarkan informasi perusahaan akan mendorong percepatan proses dan
mekanisme di semua lini perusahaan. Untuk itu pencapaian kinerja
perusahaan secara keseluruhan tidak terlepas dari dukungan komunikasi
internal perusahaan yang baik.
Media komunikasi internal yang ada di BCA, antara lain :
| |||
3.3 Tata kerja, prosedur dan system kerja | |||
Dikutip dari Annual Report BCA tahun
2014 halaman 74, tata kerja, prosedur dan system kerja di BCA secara
langsung merupakan tugas dari Dewan komisaris sebagai fungsi pengawasan
dan dibantu oleh komite Audit, Komite pemantau resiko dan remunerasi dan
normalisasi
| |||
3.5 Pentingnya filling | |||
Filing di dalam setiap perusahaan merupakan hal yang penting. Begitupun
dengan BCA. BCA sudah melakukan filing secara terkomputerisasi.
| |||
3.6 Penyimpanan data dan dokumen | |||
BCA telah melakukan peremajaan system hardware server yang menunjang
penyimpanan data dan dokumen utama pada server. BCA juga memiliki 2 data
center untuk menanggulangi jika data lainnya sedang down. Selain dua
data center tersebut, BCA juga mengelola Disaster Recovery Center (DRC)
di Surabaya.
DRC tersebut dirancang untuk berintegrasi secara penuh dengan dua data center yang beroperasi secara mirroring. Dengan posisinya sebagai bank transaksi terkemuka dengan cakupan nasional, BCA berkomitmen untuk memastikan kesiapan apabila terjadi bencana sehingga Bank tetap dapat menjaga kelangsungan operasional dengan downtime yang minimal. Surabaya dipilih sebagai lokasi untuk DRC tersebut dan sebagai pusat kelangsungan bisnis (Business Continuity Platform) dengan mempertimbangkan tingkat risiko terjadinya bencana alam yang relatif rendah, ketersediaan infrastruktur, serta jumlah karyawan terlatih yang relatif besar di Surabaya. DRC Surabaya juga berfungsi sebagai pusat pengujian produk dan layanan baru, serta memiliki kapasitas untuk digunakan sebagai data center ketiga. | |||
3.7 Formulir | |||
Formulir yang terdapat dalam BCA
merupakan formulir berbentuk web, sehingga dapat diakses oleh user dari
manapun. Namun masih juga terdapat formulir konvensional berupa hardcopy
yang digunakan untuk pengajuan baik kartu kredit, debit atau pembukaan
rekening di setiap cabangnya.
| |||
3.8 Pendayagunaan mesin kantor & peralatan | |||
Gambar kantor pusat bank BCA. Sumber : http://assets.regus.com
Menara BCA merupakan salah satu wujud
komitmen BCA dalam pelestarian lingkungan hidup. Gedung ini adalah salah
satu gedung pertama di Indonesia yang meraih sertifikat Greenship EB
Platinum, peringkat tertinggi dalam sertifikasi Green Building.
Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia
(GBCI), sebuah lembaga swadaya nonprofit, anggota dari World Green
Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. Hingga saat
ini baru enam gedung di Indonesia yang telah memiliki sertifikat
Greenship.
Dibanding gedung sejenis, Menara BCA
mampu menghemat konsumsi energi listrik sebesar 35% atau setara
penurunan emisi gas karbon dioksida (CO2) sebesar 6.360 ton per tahun.
Salah satu faktor yang membuat gedung ini mampu menekan konsumsi
energinya adalah penggunaan lampu LED (lightemitting diode), yang mampu
menghemat listrik hingga 70% dan sekaligus menurunkan beban kerja AC
karena hampir tidak ada panas yang dilepaskan oleh lampu. Selain itu,
kaca luar gedung memakai teknologi insulated glazing yang dapat
mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan tanpa mengurangi intensitas
cahaya secara signifikan. Tidak hanya di Menara BCA, tahun 2014
beberapa gedung KCU dan KCP baru juga sudah menggunakan lampu LED
diantaranya: KCU Margonda, KCU Asia Medan, KCU Kota, KCP Sentral Cikini,
KCP Taman Palem, KCP Kepa Duri, KCP Slompretan, KCP Buah Batu dan KCP
Padalarang. (Annual Report BCA 2014 : 328)
Selain itu program Printer Pooling
Management (PPM) diterapkan guna mengganti seluruh peralatan printer,
copier, scanner dan fax menjadi single device multi function printer
sehingga diharapkan terdapat efisiensi biaya print hingga 15%, efisiensi
penggunaan kertas hingga 11% dan tentunya efisiensi penggunaan listrik.
| |||
3.9 Penyusunan tata ruang dan perencanaannya | |||
Penyusunan tata ruang dan perencanaanya
secara berkala di cek oleh komite audit dan bertanggung jawab untuk
melakukan pemantauan dan evaluas atas perencanaan dan pelaksanaan audit
serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.
| |||
3.10 Penulisan laporan | |||
Penulisan laporan seperti laporan umum
tahunan di BCA telah diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia, No.
14/35/ DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum
dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.
| |||
3.11 Penyusunan buku pedoman kerja | |||
Buku pedoman kerja disusun berdasarkan
ketetapan antara direksi dan komisari dan rapat tahunan pemegang saham.
Komite audit akan selalu mengecek apakah sudah sesuai dengan GCG atau
belum. Jika belum komite audit akan mengajukan revisi kepada ke
manajemen untuk dilakukan perubahan.
| |||
3.12 Penyusunan Anggaran belanja | |||
Penyusunan anggaran belanja di BCA
diakukan oleh bagian terkait dan selalu diawasi oleh audit sehingga
dipastikan tidak ada penyimpangan biaya.
| |||
3.13 Analisis kepegawaian | |||
Teller Bank BCA. Sumber : http://cdn-2.tstatic.net/
BCA membentuk tim khusus untuk
menganaslisa dan memecahkan kasus kepegawaian di BCA. Pembentukan Komite
Pertimbangan Kasus Kepegawaian (KPKK) dilandasi dengan misi untuk
memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenai penyelesaian kasus yang
memenuhi prinsip keadilan dan kesetaraan melalui penelaahan kasus
pelanggaran dan/atau kejahatan yang dilakukan karyawan.
| |||
Referensi | |||
Dokumen Elektronik :
|
Komentar
Posting Komentar